Selasa, 03 Maret 2020

Tubing Outbond Rivermoon


Jum'at 14 Februari 2020, Dharma Wanita IAIN Surakarta Mengadakan Tubing Outbond di River Moon, Kali Pusur, Klaten Jawa Tengah. Outbond  adalah kegiatan pertama kepengurusan Dharmawanita periode 2019-2023. Kegiatan ini diikuti pengurus dan juga anggota DWP IAIN Surakarta.

Acara DWP IAIN Surakarta kali ini menandai dimulainya implementasi program kerja tahun 2020 di periode kedua.  Kebersamaan, kekompakan dan keakraban dibangun melalui acara outbond,  sekaligus menanamkan chemistry yang kuat dan solid sesama  pengurus DWP yang baru.

Pukul 7.30 pagi rombongan DWP IAIN Surakarta dengan  memakai seragam kerudung warna merah berangkat menuju River Moon kali pusur klaten. Disini kami tidak hanya outbond saja, tetapi kami melakukan tubing (wisata air dengan menggunakan ban, dan mengalir bebas di aliran sungai). Tak ada peralatan khusus dalam wisata air ini. Yang diperlukan hanya ban besar yang di lengkapi dengan rajutan sebagai tempat duduk. Ban ini berkapasitas satu orang, kemudian  kami dilengkapi dengan  pelampung (life jacket) dan helm. Walaupun rute yang kami tempuh hanya 500 meter  tetapi  petualangan ini seru dan cukup memacu adrenalin. 
Acara diakhiri dengan makan bersama dengan menu nasi kembulan

Dalam acara yang sederhana ini, ada sapa dan canda dalam dekapan kebahagiaan yang terpancar dari wajah-wajah ibu Dharmawanita IAIN Surakarta. Semoga dengan adanya acaranya ini dapat merajut dan menenun tali silaturahmi sesama anggota DWP IAIN Surakarta, karena sejatinya Dharmawanita bukan tentang siapa yang menjadi Center point kita di depan, tetapi marilah kita bersinergi  bersama, saling bahu membahu memberikan yang terbaik untuk Dharmawanita, sehingga pesan dan tujuan dharmawanita bisa terdelivery dengan sempurna.

Senin, 16 Desember 2019

Lombok NTB

Disela-sela acara study visit ke UIN Mataram,  saya  menyempatkan untuk explore kota lombok, NTB.

Nah, di Lombok Utara yang saya singgahi ada tiga Gili. Gili trawangan, gili meno dan gili air.

Gili trawangan satu gugusan pulau yg paling besar diantara ketiga gugusan itu. Hamparan pasir putih dan air laut yang bening berwarna biru. 

Alam bawah lautnya pun tak kalah indah. Aah, jagi pengin  snorkling, kayaknya lebih  asyik dan mempesona ya, bisa melihat atau  memegang langsung  terumbu karang dan beberapa spesies ikan. Namun apalah daya, saya tak bisa berenang. Maka saya hanya bisa menyaksikan keindahan bawah laut dari atas perahu

Perahunya bukan perahu biasa ya,  tapi perahu yang di desain khusus , dibagian bawah kapal ini dari kaca.  Jadi Walaupun dari atas kapal kita bisa  melihat ikan-ikan yang cantik berenang kesana kemari, bergerombol kayak membentuk formasi,  menggemaskan; 

 Bukan hanya ikan yg kita lihat, tetapi  banyak penyu yang menari-nari. Sungguh, pemandangan alam yang memanjakan mata, indah, cantik tak berkesudahan. Masya'allah Tabarakallah.. betapa indah ciptaan-Mu ya-Rabb.

Bagi saya setiap kali berkunjung ke suatu tempat, pasti ada sesuatu yang baru, yang bisa kita catatkan. Karena sesungguhnya setiap perjalanan begitu bermakna.







Gili Trawangan 

Rabu, 26 September 2018

Palu, Sulawesi Tengah

Gempa palu
Dua minggu yang lalu tepatnya tanggal 17-20 September 2018 saya berkunjung ke Palu dalam rangka AICIS ke 18. Setelah pembukaan Aicis selesai, kami melanjutkan acara di pantai tanjung karang donggala.  Kurang lebih satu setengah jam perjalanan dari palu ke tempat ini.

Pantai Tanjung Karang Donggala berpasir putih yg tenang, di tempat ini saya dan ibu-ibu DWP PTKIN mengadakan acara ramah tamah, perkenalan dan beberapa permainan games. Selama acara berlangsung Saya seperti larut dalam kegembiraan.  Ya, tentu saja saya gembira. Jarang-jarang bisa ngumpul bareng seperti ini. Saya dan ibu-ibu ini  biasanya hanya berhaha..... Hihi di grup.Tapi hari itu saya kopi darat bersama ibu-ibu dari sabang sampai merauke,  ibu-ibu DWP PTKIN.

Namanya juga ibu-ibu, jika sdh ketemu pasti gayenge pool. Bisa kumpul bareng sj syukur Alhamdulillah,  ini masih ada doorprize yang luar biasyah. Hehe. Tuh Jadi double kan?. Ya,  inilah berkah silaturahmi. wkwkwk.

Errrr... .ada yg terlupa, suguhan panganan khas kota palu cukup menggoda. Hehe. Banyak macamnya, Ada Kaledo, tettu, lawar,  buras,  penja dll.  Ngomong-ngomong soal kaledo, kaledo ini mirip dg Tengkleng Solo atau jk kampung saya di Tegal makanan ini namanya asem-asem iga. Sueger!
ketika tempat" di palu sdh sy kunjungi, makanan khas kota ini sdh saya nikmati,  artinya sy sudah sah pernah ke Palu, hahaha.

Namun seminggu setelahbu acara di Palu. kabar duka itu datang. Palu dan donggala di guncang gempa 7,4 SR dan tsunami. Kejadian gempa dan tsunami ini mengejutkan kita semua. Masih segar dalam ingatan saya tempat-tempat yang saya kunjungi. Kala itu ketika saya silaturahmi dengan pak wawali palu (Pasha ungu), beliau mengatakan: "kontur palu ini berbentuk seperti huruf "U", palu dikelilingi oleh perbukitan dan ditengah-tengah daratan dan lautan". ya, memang benar, sejauh pengamatan saya memang palu diapit oleh perbukitan dan lautan. hotel mercure tempat saya menginap saja menghadap ke lautan lepas, yg dikelilingi perbukitan, View yang indah. Bukan?.

saya mencoba membuka kembali jejak-jejak digital selama saya di Palu yang saya abadikan di kamera hp. Saya sempat mengabadikan pantai Talise,  pantai Tanjung karang di donggala, pantai revan,  jembatan kuning dan masjid terapung. Di tempat itulah kami berfoto-foto. Tidak cukup sekali bahkan berkali-kali dengan berbagai pose dan gaya. kami tidak mau kalah dengan anak abegeeeh.  😎😎😎.wwkwkk.

Mungkin setelah gempa itu pantai Talise,  jembatan kuning dan masjid terapung sdh tidak sama lagi dg jejak digital yg ada di hp sya. Hotel tempat saya menginap pun tdk luput dari terjangan gempa dan tsunami.  IAIN palu yg sempat sya kelilingi pun rusak parah diterjang gempa dan tsunami dahsyat itu, padahal di tempat-tempat itulah kami berfoto-foto. Mengingat itu semua ada duka mendalam untuk masyarakat palu.  semoga duka palu segera berlalu.  Semoga Palu bisa bangkit kembali. Duka palu duka kita semua.



Rabu, 12 September 2018

Puncak Becici Jogjakarta

Kemarin piknik tipis-tipis ke ngayogyakarta.  tipis-tipis. Wong cuma dekat situ,  heee, walapun tipis-tipis Driver dan guidenya luar biasaah.  Hehe. Stttt, jangan bilang-bilang yak,  drivernya itu bu Rek UIN Suka, kereen kan, ya sekeren perjalanan kita kala itu.  😀😀😀

Puncak becici tujuan kami. Tempat ini berada di daerah Bantul, tepatnya di desa Muntuk,  kecamatan Dlingo, kabupaten Bantul, kurang lebih sekitar 25 sampai 30 Km dari pusat kota jogja. Nah, puncak becici ini adalah hamparan hutan pinus yang begitu luas,  banyak spot bagus untuk selpih lho,
cucoklah untuk kita-kita yang suka selpih, hehe.  Sayang kan ya,  jk sdh sampai sini tapi gak foto.  Sekali jepret tentu gak cukup. Berbagai gaya, pose kami,  dari gaya biasa sampai gaya ala" ibu" yang itu.  Lucu,  seseruan.  seharian kita ngakak bareng disini,  hehe. 

Nek bar jalan -jalan ngene iki mesti bawaannya lapar kan ya, yaah biasalah namanya juga emak2,  bawaannya laper mulu heee. Sebelum kami kelaparan, hehe sahabat kami mengajak 
Kami Singgah di satu warung makan di jalan jetis, wonosari bantul. warungnya sederhana, kecil, tampilannya biasa, gak nyangka makanannya enak. Mangut lele bu IS (bkan endorse sekedar berbagi).  Mangut lele dan gabusya enak,  apalagi lalapan  sambal terasi dan oseng" lombok ijonya mantap,  heee.  Cucoklah untuk para Vegetarian. Pokoe recommended. 😀😀.

Eeeit,  masih ada yang enak di sekitar sini.  Namanya tiwul ayu.  Ini bukan sembarang tiwul lho ya, Tiwulnya "kekinian". Bentuknya seperti bolu kukus,  dengan aneka toping, dari coklat sampai keju.  Harganya murmer cm 10 k sih,  tapi enak banget. Dari sekian rasa yang ada, tetep saya suka yang original, ndeso banget ya saya,  hee Aku rapopo. 😀😀😀😀

Selasa, 14 Agustus 2018

20th Anniversary

"Aku adalah ganjil yang kau genapkan. Kau adalah teka-teki yang ku lengkapi. Kita adalah dua masa lalu yang berbeda dengan masa depan yang sama". (Fiersa Besari).

Tidak terasa hari ini tepat sekian puluh tahun yang lalu, ketika saya mengikat janji dengan seorang Lelaki sederhana yang super baik. Pak suami bukanlah perayu gombal, bukan pula tipe suami yang romantis, hehe. dia tipe suami yang selalu selaras antara kata dan perbuatan,   Wkwkk,  Yang jelaas, dia tipe suami yang selalu menomorsatukan keluarga, baginya keluarga adalah prioritas utama. 

.
Salah satu yang membuatku makin respek sama pak suami, yaitu diitengah kesibukannya yang luar biasa padat,  dia masih sempat mengerjakan urusan domestik (baca: ngewangi bojone isah-isah), hehe. bagiku ini lebih dari sekedar romantis,  bukan? wkwkwk. Daan yang paling utama dia pendengar yang baik, selalu mendengarkan  istrinya yang super cerewet, haha.
.
Sekian puluh tahun kita saling menggenapkan,  sekian puluh tahun kita saling melengkapi. Sekian puluh tahun kita merangkai masa depan. Kita ini ibarat leher dan kepala yang saling menopang satu dan lainnya. Saya  ibarat "leher" kudu bakoh,  agar kepala bisa menoleh ke arah yang tepat, tidak salah noleh lah ya,  haha.

Terimakasih pak suami,  untuk pengalaman hidup beberapa puluh tahun ini.  semoga tetap istiqomah dan saling menguatkan.

20th Anniversary

Sabtu, 04 Agustus 2018

Pemasaran online

Pemasaran online.

Minggu kemarin saya mendaftarkan usaha kecil-kecilan yang saya jalani di aplikasi online.  Mengapa? Karena tempat  usaha saya sedikit masuk ke gang, tersembunyi diantara rumah-rumah yang lain. Seandainya saya pasang MMT segede gaban pun tak kan terlihat dari jalan. Susah untuk ditemukan, mungkin dengan pemasaran online akan lebih mudah. Hehe.

Saat saya daftarkan di appikasi online, sebenarnya niatnya cuma coba-coba, iseng barangkali ada yang minat. Jika nanti usahanya laku ya alhamdulillah, dan seandainya tidak ya gak apa-apa.  Toh gak ada salahnya mencoba, lah wong daftar aplikasi ini free alias gratit..tis je,hehe. Yang kita butuhkan hanya kuota internet.  Daan prinsip saya memang sesederhana itu. 

Baru seminggu saya bergabung dengan aplikasi ini, alhamdulillah sudah banyak yang tau tentang usaha saya, bahkan  banyak yaang tanya dan deal. Hehe. Setiap kali saya tanya darimana mereka tahu tentang usaha saya, mereka bilang dari aplikasi, woow surprise kan?  Memang yah rezeki Allah yang atur, gak akan ketukar dengan siapapun. Entah itu lewat offline ataupun aplikasi. Hehe

.
Saya jadi mikir nih,  betapa enaknya jualan online  dengan aplikasi, bisa disambi momong anak, ngurus suami, sambil menatap gadget,  komen grup yang ini dan yang itu,  wkwkwk. Enak, bukan?.  Gak usah keluar rumah, masih bisa tidur siang dan bangun siang, wkwk. kita bisa mengatur sendiri, semua terserah kita, hehe. Daaan disinilah saya merasa "Merdeka"😄😀😀.

So,  benar apa yang  dituliskan  prof. Renald Kasali dalam buku Distruption,  bahwa: dengan adanya internet telah menciutkan dunia seukuran telpon genggam.  Tak ada lagi batasa wilayah dan batasan geografi, yang ada hanyalah kesamaan minat.  Yuuuk online... Online.. Online hehee.

Senin, 30 Juli 2018

Istana Pagaruyung Batu sangkar, sumatera barat

Alhamdulillah akhirnya sampai di Padang,  kota yang terkenal kelezatan rendangnya. Hehe. Tujuan saya adalah istana pagaruyung batu sangkar.  So, Perjalananan masih kami lanjutkan ke Istana Pagaruyung, dari padang ke istana pagarutung kurang lebih 3 jam, Perjalanan yang cukup lama,  bukan? Hehe.

Perjalananyang ini akan  saya kenang sebagai perjalanan yang "sesuatu" banget, hehe. Bukan..bukan karena ada kejadian yg itu, temanku bilang sih prahara batu sangkar, wkwkwk. Tapi memang perjalanan yg mengesakan.

Sepanajang Jalan yang saya lewati adalah jalan satu-satunya yang menghubungkan padang, pariaman, batusangkar dan bukit tinggi sumbar. Jalannya kecil, namun lalulintasnya cukup ramai,  berkelok-kelok melintasi belasan desa,  Kanan dan kiri jalan dipenuhi pepohonan nan rindang, monyet-monyet bergelantungan, Hamparan sawah, serta gemericik air terjun lembah Anai.  panorama yang sempurna, serasa berada di Tawangmangu, karanganyar Jawa Tengah, hehehe.

Tiga jam kami menikmati keindahan jalanan antara padang ke batusangkar. Kami pun akhirnya sampai di Istana pagaruyung.  Bangunan berbentuk rumah gadang dengn pelataran yang sangat luas tampak begitu indah. Konon bangunan ini hanyalah replika.  Karena bangunan rumah gadang terbakar kemudian dibangun kembali.

Mumpung lagi disini sy mencoba memakai pakaian adat khas minang, sewanya murmer kok cuma 35k. Memakai baju khas minang saya merasa menjadi putri minang,  walaupun cuma beberapa menit saja,  wkwkwk.