Rabu, 26 September 2018

Palu, Sulawesi Tengah

Gempa palu
Dua minggu yang lalu tepatnya tanggal 17-20 September 2018 saya berkunjung ke Palu dalam rangka AICIS ke 18. Setelah pembukaan Aicis selesai, kami melanjutkan acara di pantai tanjung karang donggala.  Kurang lebih satu setengah jam perjalanan dari palu ke tempat ini.

Pantai Tanjung Karang Donggala berpasir putih yg tenang, di tempat ini saya dan ibu-ibu DWP PTKIN mengadakan acara ramah tamah, perkenalan dan beberapa permainan games. Selama acara berlangsung Saya seperti larut dalam kegembiraan.  Ya, tentu saja saya gembira. Jarang-jarang bisa ngumpul bareng seperti ini. Saya dan ibu-ibu ini  biasanya hanya berhaha..... Hihi di grup.Tapi hari itu saya kopi darat bersama ibu-ibu dari sabang sampai merauke,  ibu-ibu DWP PTKIN.

Namanya juga ibu-ibu, jika sdh ketemu pasti gayenge pool. Bisa kumpul bareng sj syukur Alhamdulillah,  ini masih ada doorprize yang luar biasyah. Hehe. Tuh Jadi double kan?. Ya,  inilah berkah silaturahmi. wkwkwk.

Errrr... .ada yg terlupa, suguhan panganan khas kota palu cukup menggoda. Hehe. Banyak macamnya, Ada Kaledo, tettu, lawar,  buras,  penja dll.  Ngomong-ngomong soal kaledo, kaledo ini mirip dg Tengkleng Solo atau jk kampung saya di Tegal makanan ini namanya asem-asem iga. Sueger!
ketika tempat" di palu sdh sy kunjungi, makanan khas kota ini sdh saya nikmati,  artinya sy sudah sah pernah ke Palu, hahaha.

Namun seminggu setelahbu acara di Palu. kabar duka itu datang. Palu dan donggala di guncang gempa 7,4 SR dan tsunami. Kejadian gempa dan tsunami ini mengejutkan kita semua. Masih segar dalam ingatan saya tempat-tempat yang saya kunjungi. Kala itu ketika saya silaturahmi dengan pak wawali palu (Pasha ungu), beliau mengatakan: "kontur palu ini berbentuk seperti huruf "U", palu dikelilingi oleh perbukitan dan ditengah-tengah daratan dan lautan". ya, memang benar, sejauh pengamatan saya memang palu diapit oleh perbukitan dan lautan. hotel mercure tempat saya menginap saja menghadap ke lautan lepas, yg dikelilingi perbukitan, View yang indah. Bukan?.

saya mencoba membuka kembali jejak-jejak digital selama saya di Palu yang saya abadikan di kamera hp. Saya sempat mengabadikan pantai Talise,  pantai Tanjung karang di donggala, pantai revan,  jembatan kuning dan masjid terapung. Di tempat itulah kami berfoto-foto. Tidak cukup sekali bahkan berkali-kali dengan berbagai pose dan gaya. kami tidak mau kalah dengan anak abegeeeh.  😎😎😎.wwkwkk.

Mungkin setelah gempa itu pantai Talise,  jembatan kuning dan masjid terapung sdh tidak sama lagi dg jejak digital yg ada di hp sya. Hotel tempat saya menginap pun tdk luput dari terjangan gempa dan tsunami.  IAIN palu yg sempat sya kelilingi pun rusak parah diterjang gempa dan tsunami dahsyat itu, padahal di tempat-tempat itulah kami berfoto-foto. Mengingat itu semua ada duka mendalam untuk masyarakat palu.  semoga duka palu segera berlalu.  Semoga Palu bisa bangkit kembali. Duka palu duka kita semua.



Rabu, 12 September 2018

Puncak Becici Jogjakarta

Kemarin piknik tipis-tipis ke ngayogyakarta.  tipis-tipis. Wong cuma dekat situ,  heee, walapun tipis-tipis Driver dan guidenya luar biasaah.  Hehe. Stttt, jangan bilang-bilang yak,  drivernya itu bu Rek UIN Suka, kereen kan, ya sekeren perjalanan kita kala itu.  😀😀😀

Puncak becici tujuan kami. Tempat ini berada di daerah Bantul, tepatnya di desa Muntuk,  kecamatan Dlingo, kabupaten Bantul, kurang lebih sekitar 25 sampai 30 Km dari pusat kota jogja. Nah, puncak becici ini adalah hamparan hutan pinus yang begitu luas,  banyak spot bagus untuk selpih lho,
cucoklah untuk kita-kita yang suka selpih, hehe.  Sayang kan ya,  jk sdh sampai sini tapi gak foto.  Sekali jepret tentu gak cukup. Berbagai gaya, pose kami,  dari gaya biasa sampai gaya ala" ibu" yang itu.  Lucu,  seseruan.  seharian kita ngakak bareng disini,  hehe. 

Nek bar jalan -jalan ngene iki mesti bawaannya lapar kan ya, yaah biasalah namanya juga emak2,  bawaannya laper mulu heee. Sebelum kami kelaparan, hehe sahabat kami mengajak 
Kami Singgah di satu warung makan di jalan jetis, wonosari bantul. warungnya sederhana, kecil, tampilannya biasa, gak nyangka makanannya enak. Mangut lele bu IS (bkan endorse sekedar berbagi).  Mangut lele dan gabusya enak,  apalagi lalapan  sambal terasi dan oseng" lombok ijonya mantap,  heee.  Cucoklah untuk para Vegetarian. Pokoe recommended. 😀😀.

Eeeit,  masih ada yang enak di sekitar sini.  Namanya tiwul ayu.  Ini bukan sembarang tiwul lho ya, Tiwulnya "kekinian". Bentuknya seperti bolu kukus,  dengan aneka toping, dari coklat sampai keju.  Harganya murmer cm 10 k sih,  tapi enak banget. Dari sekian rasa yang ada, tetep saya suka yang original, ndeso banget ya saya,  hee Aku rapopo. 😀😀😀😀