Minggu, 22 Oktober 2017

Kesehatan dan Keselamatan Pekerja

                                     
Kata Pengantar

Alhamdulillah tugas mata kuliah Manajemen Operasional telah dapat diselesaikan sesuai rencana. Ada banyak hal yang bisa diambil dalam menyelesaikan makalah ini. Di antaranya adalah penulis dapat mengerti dan memahami perlunya kerja dengan mempertimbangkan unsur-unsur ergonomis untuk mencapai produktivitas dan mencegah kecelakaan serta kelelahan. Selain itu, penulis juga menjadi lebih tertarik untuk menelusuri lebih jauh segi-segi penerapan ergonomi di luar bidang-bidang manajemen operasional. Selama ini, penulis menganggap bahwa ergonomi hanya untuk manajemen saja, padahal tidak demikian.
Selanjutnya, penulis menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan. Itu sepenuhnya tanggung jawab penulis. Harapan saya, makalah ini menjadi langkah awal untuk memahami lebih lanjut dan lebih dalam mata Kuliah Manajemen Operasional di masa-masa mendatang. Saya juga berharap ada koreksi dari Bapak Dosen Pengampu. Atas segala kekurangannya, saya mohon koreksinya.

Surakarta, 25 April 2017


Penulis




BAB  I


A.      Latar Belakang Masalah
               Dalam sebuah perusahaan, sering kali terjadi kecelakaan kerja. Beberapa kecelakaan kerja yang sering terjadi adalah pekerja yang keseleo, patah tulang, terjatuh dari gondola,  pekerja yang  tertimpa bahan bangunan,  pekerja yang tersengat aliran listrik dan masih banyak lagi kecelakaan yang lainnya. Resiko –resiko yang diakibatkan oleh kecelakaan kerja ini dapat menyebabkan stress, emosi serta gangguan fisik bagi para pekerja.
                Menurut H.W.Heinrich, penyebab kecelakaan kerja ysng sering ditemui adalah: perilaku tidak aman sebesar 88%, kondisi lingkungan 10%  atau  bisa juga hal tersebut terjadi karena keduanya. Resiko kecelakaan kerja bisa terjadi kapan saja, untuk itu kesadaran mengenai keselamat dan kesehatan kerja menjadi sangat diperlukan.
                Kesehatan dan keselamatan kerja disebuah perusahaan menjadi tanggung jawab perusahaan karena ini berkaitan dengan upah kerja, jam kerja, hak material, cuti dan lainnya.   Jika kesehatan dan keselamatan kerja ini sudah dilakukan di dalam suatu perusahaan maka perusahaan sudah melindungi para pekerja dari resiko kecelakaan kerja, sehingga kesejahteraan hidup pekerja lebih terjamin dan produktivitas pekerja meningkat.
                  Apabila perusahaan menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja pada awalnya perusahaan akan mengeluarkan uang yang lebih, tetapi jika ini dijalankan maka kecelakaan  yang di akibatkan oleh  pekerja akan menurun. Ini sama saja perusahaan sedang berinvestasi pada kesehatan dan keselamatan kerja.
               
  
B.       Rumusan Masalah

1. Apa pengertian kesehatan dan keselamatan kerja
2. Tujuan kesehatan dan keselamatan kerja
3. faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja
4. kesehatan dan keselamatan kerja dalam perspektif  manajemen
5. kesimpulan

                                                                        



BAB II

A. Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Menurut Mangkunegara (2002: 163) keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin dan keutuhan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rokhaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya manusia dan budaya menuju masyarakat adil dan makmur.
Sedangkan menurut John Ridley (1993) mengartikan kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut. Pengertian kesehatan dan keselamatan kerja secara umum adalah perlindungan karyawan dari luka-luka yang disebabkan oleh kecelakaan yang terkait dengan pekerjaan. Kesehatan dan keselamatan kerja juga bisa berarti suatu upaya untuk peningkatan dan pemeliharaan derajat kesehatan (fisik, mental dan sosial) yang setinggi-tingginya bagi pekerja di semua tingkatan.
Menurut Mangkunegara (2002: 170)  ada beberapa indikator penyebab keselamatan kerja, yaitu:
1)   Keadaan tempat lingkungan kerja diantaranya: a) Pada saat menyimpan dan menyusun barang tidak memperhatikan keamanan sehingga berbahaya bagi para pekerja, b) Ruang kerja yang terlalu padat dan sempit, c) Pembuangan limbah yang tidak sesuai dengan tempatnya.
2) Pemakaian peralatan kerja meliputi: a) Penggunaan alat-alat elektronik tanpa pengamanan, b) Pengaturan cahaya penerangan, c) Penggantian mesin dan juga peralatan kerja yang sudah usang.
B. Tujuan dan keselamatan kerja
Menurut undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja, tujuan dan penerapan kesehatan dan keselamatan kerja memiliki tujuan sebagai berikut:
1.      Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain ditempat kerja.
2.      Mencegah total loss control
3.      Memelihara sarana dan prasarana
4.      Meningkatkan produktifitas
5.      Meningkatkan penghasilan dan kinerja yang berkesinambungan.
6.      Menurunnya biaya-biaya kesehatan dan asuransi
7.      Tingkat kompensasi pekerja dan pembayaran serta penurunan klaim
Kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting bagi sebuah perusahaan dan juga bagi para karyawan. Untuk itu K3 di dalam sebuah perusahaan harus diterapkan karena manfaat K3 ini dapat meningkatkan produktifitas pekerja dan juga bisa meningkatkan omset perusahaan.

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan dan Keselamatan Kerja
1. Beban kerja
Setiap pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja merupakan beban bagi para pekerja. Beban kerja tersebuat adalah: a) Beban fisik yaitu: mengangkat, memikul, dan lain sebagainya, b) Beban mental: biasanya ini beban seorang manajer pada sebuah perusahaan, c) Beban sosial: biasanya terjadi bagi para pekerja sosial.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi beban kerja yaitu: faktor internal yang terdiri dari faktor somatik dan faktor psikis. Sementara faktor eksternal yang mempengaruhi beban kerja berupa tugas-tugas yang bersifat fisik, biasanya berupa beban yang diangkat atau diangkut, sikap kerja, alat dan sarana kerja, kondisi atau medan kerja. Tugas yang bersifat psikis menyangkut tanggung jawab dan tingkat kesulitan.
2. Faktor lingkungan pekerja yaitu: lingkungan pekerja biasanya terjadinya kerusakan mesin yang tidak diketahui oleh pekerja karena tidak adanya pengecekan terlebih dahulu.
3. Faktor pekerja atau human error, yaitu pekerja yang melakukan kesalahan kerja baik itu disengaja taupun tidak disengaja.

D. Penerapan Kesehatan dan Keselamatan  Kerja dalam Perspektif Ergonomi
Ergonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu, “ergona” yang artinya kerja, dan “nomos” artinya aturan. Jadi, ergonomi adalah ilmu terapan yang menjelaskan interaksi antara manusia dengan tempat kerjanya. Ergonomi antara lain memeriksa kemampuan fisik para pekerja, lingkungan tempat kerja, dan tugas yang dilengkapi dan mengaplikasikan informasi ini dengan desain model alat, perlengkapan dan metode-metode kerja yang dibutuhkan tugas menyeluruh dengan aman.
Masing-masing pekerja mempunyai tanggung jawab sendiri-sendiri untuk mengetahui tentang fokus keselamatan kerja untuk diri mereka sendiri dan juga perusahaan. Tujuannya adalah untuk kesempurnaan kerja dan meminimalkan kecelakaan yang alami oleh pekerja. Penerapan kesehatan dan keselamatan kerja ini juga akan terus terarah.
Dalam perancangan teknologi maupun produk ergonomi yang berhubungan dengan kesehatan dan keselamatan kerja sangat dibutuhkan. Baik pada  sistem  manual maupun sistem automatis. Penerapan ergonomi dalam aktifitas kerja telah banyak digunakan pada masa lampau seperti halnya saat manusia melakukan perancangan produk, alat kerja maupun sistem kerja.
Penerapan kesehatan da keselamatan kerja akan mampu menghasilkan sebuah rancangan system, yang akan menghasilkan sebuah rancangan system antara manusia dan mesin yang sesuai dengan ekspektasi manusia. pekerja tanpa menyebabkan beban kerja yang melebihi ambang batas baik dari segi  fisik maupun psikis. Dalam hal ini kesehatan dan keselamatan kerja akan diaplikasikan segala macam informasi yang berkaitan dengan faktor manusia (kekuatan dan kelemahan manusia). Rancangan sistem meliputi perancangan produk, mesin dan fasilitas kerja yang lebih aman, nyaman, aman efektif dan efisien. Langkah penerapan kesehatan dan keselamata kerja ini diharapakan mampu  memperbaiki:
a) Performans kerja manusia seperti menambah kecepatan kerja, ketelitian dan keselamatan, kenyamanan  sehingga dapat mengurangi kelebihan dan juga kelelahan kerja.
b) Mengurangi waktu yang terbuang sia-sia untuk pelatihan dan meminimalkan kerusakan fasilitas kerja karena humans error.
c)Meningkatkan efektifitas dan produktifitas kerja manusia dengan memperhatikan karakteristik manusia dalam desain kerja.  
Ergonomi secara umum telah mampu membawa perubahan yang signifikan dalam mengimplementasikan konsep peningkatan produktifitas melalui efisiensi  penggunaan tenaga kerja berdasarkan  spesialisasi-keahlian kerja manusia.
                                                          


BAB III
KESIMPULAN

Penerapan Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada sebuah perusahaan   bertujuan untuk menciptakan lingkungan kerja yang bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Bahaya dan juga kecelakaan di tempat kerja memang tidak bisa dihilangkan tetapi hal ini bisa diminimalisir. Maka, menerapkan prinsip-prinsip Kesehan dan keselamatan kerja menjadi penting . dalam sebuah perusahaan harus mendesain lingkungan kerjanya senyaman mungkin, agar para pekerja produktif dalam bekerja, tidak stress. Pada dasarnya menerapkan Kesehatan dan keselamatan kerja bukan soal biaya tetapi K3 merupakan investasi. Karena K3 ini kita anggap sebagai investasi maka uang yang perusahan gunakanan untuk kesehatan dan keselamatan kerja sekarang ini baru akan menghasilkan di tahun-tahun mendatang.

                                  




                                                 

                                                     
                                              
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Bakri, Solichul Hadi, Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan, dan Produktivitas (Surakarta, UNIBA Press, 2004).
Eko Nurmianto, Ergonomi, Konsep Dasar dan Aplikasinya (Jakarta: Penerbit Guna Widya, 1996).
Sritomo Wignyosoebroto, Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu (Jakarta: Penerbit Guna Widya, 1995).
Sutaji, Analisa dan Redesign Stasiun-Stasiun Kerja Operasi Tenun Secara Ergonomis untuk Meningkatkan Produktivitas (Surabaya: Penerbit ITS, 2000).
Torik Husen, M. Kholil, Ari Sarsono, “Perancangan Sistem Kerja Ergonomis Untuk Mengurangi Tingkat Kelelahan”, Jurnal INASIA, Vol. 10 No. 1, April 2009.
www. Rumah perubahan.co.id blogspot, diskses tanggal 18, April 2017.
www.srisutomo blogspot.co.id diakses tanggal, 17 April 2017

www.Shadi bakri.uniba ac.id diakses tanggSal 5 Maret 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar